Adsense

Wednesday 5 April 2017

FLIGHT CONTROL SYSTEM (SISTEM KONTROL KEMUDI TERBANG)

FLIGHT CONTROL SYSTEM (Sistem Kontrol Kemudi Terbang)

Kali ini saya akan membahas mengenai sistem kontrol kemudi terbang pada pesawat terbang atau Flight Control System.

Flight Control System digunakan untuk mengontrol efek gaya (force) terhadap pesawat terbang, arah (direction) terbang dan sikap (attitude) pesawat terbang.

Perlu dicatat bahwa sistem kontrol kemudi terbang dan karakteristiknya dapat bervariasi tergantung pada jenis pesawat terbang.
Kebanyakan desain dasar dari sistem kontrol kemudi terbang adalah mekanikal.
Sistem operasinya dengan menggabungkan bagian mekanikal seperti batang poros (rods), kabel (cables), katrol (pulleys), dan rantai (chains) untuk meneruskan  gaya dari kolom kontrol (control couloumn) terbang ke perangkat kontrol pesawat.
Mekanikal sistem kontrol saat ini masih digunakan pada pesawat-pesawat kecil dan kategori pesawat olahraga di mana gaya aerodinamika tidak terlalu berlebihan.

Flight Control System terdiri dari dua sistem yaitu :
1. Sistem kontrol utama (primary control system) dan,
2. Sistem kontrol sekunder (secondary control system)

Sistem control utama (Primary Control Sysytem) terdiri dari :
1. Aileron,
2. Elevator dan,
3. Rudder.
Ketiganya merupakan sistem kontrol utama dan digunakan untuk mengontrol pesawat terbang agar aman dan terkontrol dengan baik selama penerbangan.

Sistem kontrol sekunder terdiri dari :
1. Wing flaps,
2. Leading edge,
3. Spoiler dan,
4. Trim system.
Digunakan untuk meningkatkan karakteristik kinerja dari pesawat atau meringankan gaya kontrol yang berlebihan pada kemudi pesawat terbang.

Primary Flight Control
Sistem kontrol pesawat dirancang untuk memberikan respon yang memadai untuk input kontrol yang memungkinkan terasa alami. Pada kecepatan yang sangat rendah, kontrol biasanya terasa lembut dan lamban, dan pesawat reaksinya lamban untuk mengontrol. Pada kecepatan yang sangat tinggi, kontrol menjadi semakin kuat dan respon pesawat lebih cepat.

Gerakan salah satu dari tiga kontrol kemudi terbang utama atau flight control surfaces (ailerons, elevators atau rudder), mengubah aliran udara dan tekanan distribusi atas dan di sekitar airfoil. Perubahan ini mempengaruhi gaya angkat (lift) dan gaya hambat (drag) yang dihasilkan oleh kombinasi dari airfoil / kontrol kemudi, dan memungkinkan pilot dapat mengontrol pesawat pada  ketiga sumbu rotasinya.

Fitur desain defleksi kontrol kemudi terbang (flight control surfaces) dibatasi besarannya, tujuan dari pembatasan desain ini adalah untuk mencegah pilot dari secara tidak sengaja overcontrolling dan overstressing pesawat selama manuver normal.

Ailerons mengontrol gerakan Rolling (berguling) pada sumbu longitudinal (longitudinal axis).
Ailerons melekat pada trailing edge (tepi belakang sebelah sisi luar) setiap sayap dan bergerak dalam arah yang berlawanan dari satu sama lain. Ailerons dihubungkan dengan kabel, bellcranks, katrol dan / atau push-pull tabung untuk kontrol roda atau tongkat kontrol (control stick/ control couloumn).

Menggerakkan tongkat kendali ke kiri menyebabkan aileron kanan deflek ke bawah dan aileron kiri deflek ke atas. Defleksi ke bawah dari aileron kanan ini meningkatkan kecembungan wing (wing camber), mengakibatkan gaya angkat (lift) meningkat di sayap kanan. Dan defleksi ke atas dari aileron kiri menurunkan kecembungan wing (wing camber) mengakibatkan penurunan gaya angkat (lift) di sayap kiri. Dengan peningkatan gaya angkat (lift) di sayap kanan dan menurun gaya angkat (lift) di sayap kiri menyebabkan pesawat rolling ke kiri.

Elevator mengontrol gerakan Pitching (angguk) pesawat pada sumbu lateral (lateral axis). Seperti ailerons pada pesawat kecil, elevator terhubung ke kolom kontrol (control couloumn) melalui serangkaian hubungan mekanis. Gerakan ke belakang dari kolom kontrol menyebabkan trailing edge dari permukaan elevator up. Hal ini biasanya disebut sebagai up “elevator.”

Rudder mengontrol gerakan pesawat pada sumbu vertikal (vertical axis).
Gerakan ini disebut Yawing. Seperti kontrol utama (flight control surfaces) lainnya, Rudder bergerak pada engsel ke stabilizer vertikal (vertical stabilizer) atau sirip atas ekor pesawat. Bergerak ke kiri atau ke kanan digerakan oleh pedal kontrol kemudi rudder dibagian bawah cockpit.

Dengan mendorong pedal ke kiri, bilah rudder bergerak ke kiri. Ini mengubah aliran udara di sekitar vertikal stabilizer dan menciptakan gaya lift ke samping kanan yang menggerakan ekor ke kanan dan hidung pesawat bergerak ke kiri.
Efektifitas kemudi meningkat dengan kecepatan; Oleh karena itu, defleksi besar pada kecepatan rendah dan defleksi kecil pada kecepatan tinggi mungkin diperlukan untuk memberikan reaksi yang diinginkan. Pada pesawat baling-baling aliran slipstream yang mengalir di atas permukaan rudder dapat meningkatkan efektivitas rudder.


Semoga Bermanfaat



Semua tulisan di blog ini semata-mata hanya untuk berbagi informasi, menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat umum.
Sumber: Pilot's Handbook of Aeronautical Knowledge, U.S. Department of Transportation, Federal Aviation Administration, 2008.


Monday 27 March 2017

GAYA LIFT, WEIGHT, THRUST & DRAG

GAYA LIFT, WEIGHT, THRUST & DRAG

Pesawat terbang ketika sedang terbang akan mengalami 4 buah gaya (forces).

Gaya-gaya ini timbul karena beberapa faktor yang di sebabkan oleh pesawat terbang itu sendiri maupun karena faktor diluar pesawat terbangnya.

Adapun gaya-gaya tersebut adalah :

1. LIFT, atau gaya angkat - gaya ini timbul karena adanya efek pergerakan pesawat terbang dan wing (sayap) pesawat terbang. Arah gaya angkat atau LIFT tegak lurus 90 derajat keatas terhadap arah terbang pesawat terbang (direction of flight).

2. WEIGHT, atau gaya berat - gaya ini timbul atau ada karena setiap benda memiliki berat. Arah gaya berat atau WEIGHT tegak lurus 90 derajat kebawah terhadap arah terbang pesawat terbang (direction of flight).

3. THRUST, atau gaya dorong - adalah gaya yang ditimbulkan atau dihasilkan oleh mesin pendorong. Jenis mesinnya bisa mesin piston atau mesin turbin, sedangkan penggeraknya bisa berupa propeler (baling-baling) atau turbo jet. Arah gaya dorong atau THRUST searah dengan arah terbang pesawat terbang.

4. DRAG, atau gaya hambat - adalah gaya yang timbul dikarenakan setiap benda padat yang bergerak akan mengalami hambatan ketika benda tersebut bergerak. Arah gaya hambat berlawanan arah dengan THRUST atau berlawanan arah dengan arah terbang pesawat terbang.

Untuk lebih jelasnya, anda dapat lihat pada ganbar berikut dibawah ini :



LIFT, WEIGHT, THRUST, DRAG








SEMOGA BERMANFAAT




Semua tulisan di blog ini semata-mata hanya untuk berbagi informasi, menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat umum.
Sumber: Pilot's Handbook of Aeronautical Knowledge, U.S. Department of Transportation, Federal Aviation Administration, 2008.


Wednesday 22 March 2017

PERGERAKAN PESAWAT TERBANG PADA SUMBUNYA

PERGERAKAN PESAWAT TERBANG PADA SUMBUNYA

Pesawat terbang mempunyai tiga sumbu putar, yaitu :

1. Sumbu Longitudinal (Longitudinal Axis)

2. Sumbu Lateral (Lateral Axis) dan,

3. Sumbu Vertikal (Vertical Axis).

Masing-masing sumbu mewakili pergerakan (movement) dari pesawat terbang.

- Gerakan pesawat pada Sumbu Longitudinal disebut ROLLING.

- Gerakan peswat terbang pada Sumbu  Lateral disebut PITCHING.

- Gerakan pesawat terbang pada Sumbu Vertikal disebut YAWING.

Masing-masing pergerakan ini dikontrol oleh sistem kendali terbang (flight control systems) dari  pesawat terbang, yaitu aileron untuk pergerakan rolling, elevator untuk pergerakan pitching dan ruder untuk pergerakan yawing.

Untuk lebih jelas bisa dilihat pada gambar dibawah ini :






SEMOGA BERMANFAAT


Semua tulisan di blog ini semata-mata hanya untuk berbagi informasi, menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat umum.
Sumber: Pilot's Handbook of Aeronautical Knowledge, U.S. Department of Transportation, Federal Aviation Administration, 2008.



Sunday 19 March 2017

6 (ENAM) BASIC INSTRUMEN TERBANG

ENAM BASIC INSTRUMEN TERBANG

Pesawat terbang adalah salah satu wahana yang digunakan untuk keperluan angkutan orang maupun barang dari satu tempat ke tempat lain melalui udara, yang berangkat dari satu bandar udara dan tiba di bandar udara lainnya.

Seperti halnya semua wahana yang beroperasi baik yang di darat, di laut maupun di udara, dalam pengoperasiannya pasti akan di lengkapi dengan beberapa komponen termasuk mesin, kemudi, kontrol, instrumen dan lain-lain agar dapat di operasikan dengan mudah, aman dan nyaman.

Demikian juga dengan pesawat terbang yang ketika beroperasi, agar dapat dikendalikan dan di monitor arah serta pergerakannya dengan baik dan benar, maka didalam kokpit (cockpit) pesawat terbang dilengkapi dengan beberapa instrumen untuk terbang.

Ada 6 (enam) instrumen terbang yang sangat mendasar (basic) yang digunakan oleh Pilot ketika sedang mengemudikan pesawat terbang, ke 6 instrument ini juga dikenal dengan BASIC SIX (6), yaitu :
1. Air Speed Indicator, adalah instrumen penunjuk atau indikator kecepatan pesawat terbang, relatif terhadap udara. Satuannya yang tertunjuk pada instrumen adalah KNOTS atau Nautical Mile per Hour (mil per jam).
2. Artificial Horizon atau Attitude Indicator, adalah instrumen penunjuk atau indikator sikap/ perilaku pesawat terbang ketika sedang terbang.
3. Altimeter, adalah instrumen penunjuk atau indikator ketinggian pesawat terbang, relatif terhadap permukaan bumi. Satuannya adalah FEET (kaki).
4. Turn & Bank Co-ordinator, adalah instrumen penunjuk atau indikator koordinasi antara belok dan kemiringan pesawat terbang ketika sedang berbelok (turning).
5. Directional Gyro Indicator atau Heading Indicator, adalah instrumen penunjuk atau indikator arah berdasarkan magnetic compass (kompas magnet). Satuannya dalam DEGREEs (derajat).
6. Vertical Speed Indicator, adalah instrumen penunjuk atau indikator kecepatan menanjak dan menurun pesawat terbang ketika sedang naik atau turun dari suatu ketinggian ke ketinggian tertentu. Satuannya dalam FEET PER MINUTE (kaki per menit).

Itulah ke 6 (enam) instrument untuk terbang yang paling basic sekali yang digunakan untuk keperluan terbang.

Berikut adalah gambar tampilan dari ke enam instrumen tersebut diatas. Nama-namanya sesuai dengan urutan pada penjelasan diatas :








SEMOGA BERMANFAAT


Semua tulisan di blog ini semata-mata hanya untuk berbagi informasi, menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat umum.
Sumber: Pilot's Handbook of Aeronautical Knowledge, U.S. Department of Transportation, Federal Aviation Administration, 2008.


BAGIAN-BAGIAN UTAMA PESAWAT TERBANG

BAGIAN-BAGIAN UTAMA PESAWAT TERBANG

Pesawat Terbang adalah salah satu wahana yang digunakan untuk keperluan angkutan orang maupun barang dari satu tempat ke tempat lain, baik untuk keperluan pribadi ataupun komersial.

Yang membedakan dari wahana lainnya adalah, pesawat terbang ini beroperasinya melalui udara, atau dengan kata lain dalam mengangkut orang atau barang dilakukan melalui udara.

Lalu komponen dari pesawat terbang ini terdiri dari bagian apa saja ?, sehingga mampu mengangkut orang dalam jumlah tertentu bahkan banyak dan mampu mengangkut barang sampai beberapa ton beratnya.

Pada kesempatan ini saya ingin berbagi sedikit pengetahuan mengenai pesawat terbang, terutama bagian-bagian utama dari pesawat terbang yang mampu terbang dan mengangkut orang dan barang dalam jumlah tertentu.

Bagian-bagian utama pesawat terbang dibagi menjadi beberapa komponen utama, antara lain :

1. Engine atau mesin, adalah alat penggerak atau pendorong pesawat terbang.

2. Fuselage, adalah bagian badan pesawat terbang.

3. Wing, atau sayap pesawat terbang.

4. Empenage, adalah bagian belakang atau bagian ekor pesawat terbang termasuk sirip vertikal dan sirip horizontal.

5. Landing Gear, atau roda pendarat pesawat terbang.


Untuk lebih jelasnya, anda dapat lihat pada gambar berikut :




Gambar diatas ini adalah contoh dari pesawat terbang ukuran kecil, namun pada dasarnya "komponen utama" dari pesawat terbang baik ukuran kecil maupun besar adalah sama.


Semoga Bermanfaat



Semua tulisan di blog ini semata-mata hanya untuk berbagi informasi, menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat umum.
Sumber: Pilot's Handbook of Aeronautical Knowledge, U.S. Department of Transportation, Federal Aviation Administration, 2008.